Zikri, Kepala Bidang Ekraf Dispar Kukar.
Zikri, Kepala Bidang Ekraf Dispar Kukar.

Tari Jepen dan Warisan Etnis: Kukar Merawat Harmoni Lewat Seni Pertunjukan

DIALOGIS.CO – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya dikenal karena alamnya yang indah, tetapi juga karena kekayaan etnis yang hidup berdampingan dalam harmoni. Di balik keberagaman itu, seni pertunjukan berbasis etnis tumbuh subur sebagai penjaga nilai budaya sekaligus magnet pariwisata yang kian bersinar.

Zikri, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dinas Pariwisata Kukar, menyebut kelompok-kelompok seni di Kukar banyak terbentuk secara organik dari komunitas etnis yang ada, seperti Kutai, Bugis, Banjar, Jawa, Dayak, dan lainnya. Mereka bukan hanya pelaku hiburan, tetapi juga penerus warisan budaya yang hidup.

“Di Kukar, selain sanggar resmi seperti Olah Bebaya, ada banyak kelompok seni yang lahir dari inisiatif komunitas. Meski tak berbadan hukum, mereka tetap aktif dan berkontribusi besar dalam menjaga tradisi,” kata Zikri, Senin (28/04/2025).

Komunitas-komunitas ini rutin tampil dalam berbagai agenda budaya, mulai dari pesta adat, perayaan keagamaan, hingga festival skala besar seperti Erau dan Festival Borneo. Seni pertunjukan yang mereka bawa bukan hanya pertunjukan biasa, melainkan narasi sejarah yang diwariskan turun-temurun.

Salah satu yang paling ikonik adalah tari Jepen, sebuah tarian yang mencerminkan akulturasi budaya Melayu dan Islam. Dengan gerakan lemah gemulai namun ritmis, ditambah iringan musik gambus yang khas, Jepen menjadi ekspresi budaya yang tak lekang oleh zaman. Tak heran, tari ini sering tampil sebagai bentuk penghormatan dalam penyambutan tamu penting maupun agenda resmi pemerintahan.

“Tari Jepen itu bukan hanya soal keindahan gerakan. Di dalamnya ada nilai spiritual, sejarah, bahkan filosofi hidup masyarakat Kukar,” ujar Zikri.

Kostum cerah, harmoni musik, dan kekayaan makna gerakan menjadikan Jepen sebagai jendela budaya Kukar yang sangat digemari wisatawan. Banyak pengunjung, baik lokal maupun luar daerah, merasa penasaran dan terpesona oleh nuansa tradisi yang kental namun tetap relevan di era modern.

Melihat pentingnya peran komunitas seni berbasis etnis ini, Dispar Kukar tidak tinggal diam. Zikri menegaskan bahwa pihaknya terus membuka ruang dialog dan mendukung pelestarian, baik melalui sanggar resmi maupun kelompok akar rumput. Pembinaan, pelatihan, dan penyediaan ruang tampil jadi program lanjutan yang kini digodok agar para pelaku seni semakin berdaya.

“Kami melihat komunitas seni ini sebagai aset budaya yang tak ternilai. Mereka layak mendapatkan dukungan dan ruang untuk berkembang,” tegasnya.

Dengan fondasi seni pertunjukan etnis yang kuat dan semangat pelestarian yang tinggi, Kukar bukan hanya menjaga warisan, tetapi juga membangun masa depan pariwisata berbasis budaya yang inklusif dan membanggakan.

5558015364031046774-min

#Trending Artikel

Terpopuler

banner-iklan-sidebar-300x300-1

Latest Post