DIALOGIS.CO – Kartanegara (Kukar) tengah menapaki jalur strategis dalam pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya. Melalui Dinas Pariwisata, Pemkab Kukar kini memusatkan perhatian pada seni pertunjukan dan penguatan pemasaran pariwisata daerah sebagai bagian dari penggerak ekonomi kreatif.
Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kukar, Zikri Umulda, menilai potensi budaya di Kukar sangat beragam dan tersebar di seluruh wilayah, mulai dari pesisir hingga hulu. Ia menyebut daerah pesisir didominasi budaya Bugis yang hidup dan dinamis, sementara wilayah hulu menawarkan kekayaan seni dan adat yang tak kalah memikat.
“Sudah pasti di daerah pesisir banyak kebudayaan yang berkembang, karena sebagian besar penduduknya berasal dari etnis Bugis. Di daerah hulu, kita juga melihat keberagaman budaya dan seni pertunjukan yang sangat kaya,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).
Namun, menurut Zikri, Dinas Pariwisata belum menetapkan satu bentuk seni pertunjukan sebagai ikon unggulan daerah. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat kerja bidang pariwisata yang akan datang, dengan pendekatan yang partisipatif.
“Kalau ditanya mana yang akan kami usung sebagai unggulan, itu akan dibahas dalam rapat kerja. Kami ingin arah kebijakan ini lahir dari masukan para pelaku seni, tokoh masyarakat, hingga camat,” jelasnya.
Pengembangan sektor ini juga menyentuh aspek pemasaran. Dinas Pariwisata Kukar berencana memaksimalkan promosi budaya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun platform digital, untuk menjangkau pasar wisatawan yang lebih luas.
“Kita harus bisa menjual potensi yang kita miliki secara menarik dan strategis, terutama di era digital ini,” tambah Zikri.
Selain memberikan ruang ekspresi bagi seniman lokal, penguatan seni pertunjukan juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar destinasi wisata. Zikri menekankan pentingnya keterlibatan pelaku UMKM dan komunitas budaya agar pengembangan pariwisata berjalan inklusif dan berkelanjutan.
Yang menarik, Zikri menegaskan bahwa setiap wilayah akan diperlakukan dengan pendekatan kontekstual. Strategi di daerah pesisir tidak serta-merta diterapkan di hulu, begitu pula sebaliknya.
“Apa yang cocok di pesisir, belum tentu cocok di hulu. Maka pendekatannya harus kontekstual dan fleksibel,” tuturnya.
Dengan visi membentuk ekosistem pariwisata yang berpijak pada kekuatan lokal, Pemkab Kukar berharap ke depannya seni pertunjukan tak hanya menjadi tontonan, tapi juga menjadi tumpuan pembangunan budaya dan ekonomi masyarakat. (Adv/fk)