F-BERITA-185

Menjaga Warisan, Menggerakkan Wisata: Loa Kulu Bangkitkan Pesona Sejarah dan Alam

DIALOGIS.CO – Di balik lereng-lereng hijau dan aliran sungai yang mengalun tenang, Loa Kulu, sebuah kecamatan di Kutai Kartanegara, menyimpan kekayaan tak ternilai, pesona alam dan jejak sejarah yang perlahan mulai terkuak.

Kini, semangat untuk mengangkat potensi wisata dan nilai-nilai historisnya terus tumbuh, bukan hanya dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat yang mulai sadar akan harta karun yang mereka miliki.

Khairuddianata, Plt Sekretaris Camat Loa Kulu, menyampaikan bahwa sektor pariwisata telah menjadi ujung tombak pengembangan daerah.

“Kami melihat wisata sebagai sektor paling potensial. Tapi ini bukan pekerjaan satu pihak. Masyarakat harus terlibat aktif, terutama dalam menjaga dan mengelola potensi yang sudah ada,” tuturnya saat ditemui, Senin (5/5/2025).

Beberapa surga tersembunyi seperti Batu Lepek dan air terjun di Jonggon Jaya telah menjadi daya tarik tersendiri. Namun di balik keindahan itu, ada tantangan besar yaitu perawatan dan pelestarian. Tanpa kepedulian bersama, pesona itu bisa hilang ditelan waktu.

Tak hanya wisata alam, Loa Kulu juga memegang kartu truf di sektor sejarah. Lebih dari 50 titik situs bersejarah tersebar di wilayah ini, mulai dari Loh Sumber hingga Jembayan. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah situs kuburan kuno di Jembayan yang hingga kini masih menjadi lokasi ziarah budaya.

“Beberapa waktu lalu kami dilibatkan dalam rute kapal wisata Dinas Pariwisata Provinsi. Meski baru sebatas pemberhentian singkat di Gedung Magazijn, respons tamu sangat positif. Mereka tertarik saat dikenalkan dengan sejarah lokal yang kami miliki,” kata Khairuddianata.

Bahkan, salah satu situs penting, Tugu Pembantaian Jepang pernah menjadi bagian dari kunjungan resmi rombongan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa narasi sejarah dari Loa Kulu bisa menjadi bagian penting dalam peta budaya nasional.

Meski dukungan dari pemerintah daerah dan provinsi sudah ada, konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah.

“Fokus anggaran memang terbagi. Tapi pariwisata ini bisa menjadi roda ekonomi lokal yang kuat jika ditangani serius,” ujarnya.

Di tengah keterbatasan, semangat warga tetap menyala. Beberapa desa mulai membangun penanda wisata secara swadaya, sebuah langkah kecil dengan dampak besar.

Sementara itu, M. Ridha Fatrianta, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, menegaskan komitmennya.

“Selama ada Pokdarwis yang aktif, kami siap bantu, baik dalam pengembangan hingga penyediaan sarana. Harapan kami, Loa Kulu bisa lebih dikenal sebagai destinasi unggulan Kukar,” katanya.

Dengan kekayaan alam dan sejarah yang berlimpah, Loa Kulu kini berdiri di persimpangan penting. Apakah ia akan tetap jadi kisah yang tak terdengar, atau melangkah menjadi halaman depan pariwisata Kutai Kartanegara, itu tergantung dari sejauh mana kita semua mau terlibat. (Adv/fk)

5558015364031046774-min

#Trending Artikel

Terpopuler

banner-iklan-sidebar-300x300-1

Latest Post