DIALOGIS.CO – Kelurahan Maluhu kembali menunjukkan jati dirinya sebagai kampung yang kaya akan budaya dan semangat kebersamaan. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55, warga setempat menggelar Semarak Maluhu 2025, sebuah festival budaya yang berlangsung meriah sejak 4 Mei hingga 22 Mei mendatang di halaman Krida Bakti.
Rangkaian acara yang digelar bukan sekadar hiburan, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan identitas kampung. Dari lomba voli, memancing, hingga pertunjukan seni tradisional seperti jaranan dan tarian khas, semua dipersembahkan oleh masyarakat lokal dengan semangat gotong royong yang mengagumkan.
“Semarak Maluhu ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang bagaimana kita menghidupkan kembali semangat kebersamaan, mengenang perjuangan para pendahulu, dan menatap masa depan yang lebih baik,” ujar Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro.
Festival ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar). Bagi Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, M. Ridha Fatrianta, gelaran seperti ini adalah contoh nyata kolaborasi harmonis antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga budaya sekaligus mendorong geliat ekonomi kreatif.
“Karakter masyarakat Maluhu itu ulet, punya semangat gotong royong tinggi. Semua pengisi acara berasal dari komunitas lokal. Ini bukti bahwa pelestarian budaya juga tumbuh dari akar rumput,” ungkap Ridha, usai menyaksikan pertunjukan seni di lokasi.
Tak hanya sebagai panggung budaya, Semarak Maluhu 2025 juga menjadi ruang promosi bagi pelaku UMKM. Stand-stand kuliner dan kerajinan lokal ramai dikunjungi pengunjung setiap malam. Gelaran ini membuktikan bahwa budaya dan ekonomi kreatif bisa berjalan beriringan, membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
Grup-grup kesenian seperti Rukun Jaya, Karyo Turunggo Seto, Ika Wangi, dan Suling Gading menyuguhkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh sisi emosional warga yang rindu akan tradisi.
“Dengan usia yang telah menginjak 55 tahun, kami di Kelurahan Maluhu terus tumbuh sebagai kelurahan yang tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai budaya dan kebersamaan,” tutup Tri Joko Kuncoro penuh harap.
Semarak Maluhu bukan sekadar perayaan ulang tahun. Ia adalah cerminan hidupnya semangat kolektif, pelestarian tradisi, dan cita-cita membangun kampung yang lebih maju, berdaya saing, dan berbudaya. (Adv/fk)