DIALOGIS.CO – Krisis air bersih yang melanda sejumlah titik di Kota Balikpapan mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Damayanti. Dalam tanggapannya, ia mengusulkan agar Sungai Wain dipertimbangkan sebagai sumber air baku alternatif yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
Sungai Wain yang mengalir di kawasan hutan lindung Balikpapan memiliki potensi air cukup besar. Namun, statusnya sebagai area konservasi membuat pemanfaatannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Sungai Wain itu bukan sekadar badan air, tapi bagian dari ekosistem penting. Jadi bicara pemanfaatan, kita harus pertimbangkan banyak aspek,” ujar Damayanti.
Ia menyadari bahwa tekanan terhadap kebutuhan air di Balikpapan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Namun di saat yang sama, penggunaan kawasan lindung untuk keperluan utilitas dasar harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan perhitungan jangka panjang.
“Air adalah hak dasar masyarakat. Tapi jangan sampai solusi jangka pendek justru merusak warisan ekologis kita. Ini soal keseimbangan,” tegasnya.
Damayanti mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk segera duduk bersama membahas opsi pemanfaatan Sungai Wain secara terbatas, dengan tetap menjaga keberlangsungan fungsi ekologisnya. Ia menilai langkah ini harus berbasis pada kajian ilmiah, analisis dampak lingkungan, serta kolaborasi antarinstansi yang melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup, Balai Konservasi, dan PDAM.
“Tidak boleh ada keputusan instan. Harus ada kajian mendalam dan pemantauan ketat. Kita perlu solusi yang tidak saling mengorbankan,” tambahnya.
Menurutnya, jika pengelolaan dilakukan dengan benar, Sungai Wain bisa menjadi sumber daya strategis bagi Kota Balikpapan, tanpa mengorbankan kelestarian hutan lindung.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah keberanian untuk berpikir sistemik dan berani mengeksekusi kebijakan berdasarkan data. Bukan hanya sekadar menjawab keluhan sementara,” tutup Damayanti. (Adv/Ina)