DIALOGIS.CO – Pemerintah Desa (Pemdes) Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus memaksimalkan potensi lokal dengan mengembangkan destinasi wisata air terjun yang menjadi kebanggaan warga.
Kepala Desa Perjiwa, Erik Nur Wahyudi, mengatakan dalam dua tahun terakhir pihaknya melakukan pembenahan agar kawasan wisata lebih tertata, nyaman, dan ramah bagi pengunjung.
“Kita perbaiki tempat-tempat gazebo dan tempat mandi,” ujarnya, Senin (16/6/2025).
Selain fasilitas utama, infrastruktur penunjang juga dibenahi. Jalan masuk menuju lokasi wisata kini telah diperkeras, sementara akses luar kawasan sudah disemenisasi.
Menurut Erik, perbaikan tersebut dilakukan agar pengunjung lebih mudah datang tanpa terkendala kondisi jalan.
“Alhamdulillah, kalau jalan masuk sudah pengerasan, dan yang di luar sudah kita semenisasi,” terangnya.
Ia menambahkan, pembenahan ini merupakan hasil gotong royong dan kerja sama berbagai pihak untuk memastikan sektor wisata desa berkembang secara berkelanjutan.
Pemdes juga menekankan bahwa pengembangan destinasi bukan hanya untuk memperindah kawasan, tetapi juga untuk menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
“Dampaknya nanti pasti untuk warga kita, terutama yang berjualan di situ,” jelas Erik.
Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, pemerintah desa berharap pelaku usaha kecil di sekitar lokasi wisata mendapat keuntungan lebih besar.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkuat ekonomi kerakyatan melalui sektor pariwisata.
Meski demikian, tidak semua rencana berjalan mulus. Erik mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan danau yang sebelumnya direncanakan belum bisa dilanjutkan karena belum ada kesepahaman dengan pihak pengelola.
“Kalau yang danau ini kita belum berkomunikasi, karena dari pihak mereka tidak mau lagi bekerja sama dengan kita,” ujarnya.
Ia menegaskan, Pemdes Perjiwa tetap membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong inovasi wisata lainnya.
Harapannya, sektor pariwisata desa bisa menciptakan lebih banyak peluang usaha dan lapangan kerja, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang inklusif dan berdaya tahan. (Adv/fk)
