DIALOGIS.CO – Posyandu Bougenville I di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, menyatakan kesiapan mengikuti penilaian posyandu tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2025. Kesiapan ini didukung capaian kehadiran masyarakat yang mencapai 100 persen dalam setiap kegiatan.
Salah satu kader Posyandu Bougenville I, Siti Aminah, menyebutkan partisipasi masyarakat sangat tinggi, bahkan ditunjang dengan kegiatan kunjungan rumah yang rutin dilakukan.
“Kami di Bougenville I sudah siap mengikuti penilaian karena capaian hadirnya sudah 100 persen. Bahkan, kunjungan rumah pun rutin kami lakukan dengan dukungan penuh dari RT,” ujar Siti Aminah, Kamis (15/05/2025).
Dukungan dari para ketua RT disebut menjadi kekuatan tersendiri. Posyandu Bougenville I melibatkan RT 24, 4, 6, dan 7.
Menurut Aminah, tidak jarang ibu-ibu RT ikut membantu dengan mengantar lansia ke posyandu.
Kebersamaan ini menjadi poin penting yang diharapkan menjadi nilai tambah dalam penilaian.
Dalam lomba nanti, Bougenville I akan menonjolkan tiga keunggulan utama. Pertama, pemberian doorprize setiap enam bulan sekali untuk meningkatkan motivasi kehadiran. Kedua, capaian kehadiran masyarakat yang sempurna. Ketiga, keberadaan Bina Keluarga Balita (BKB) yang aktif melakukan pemantauan tumbuh kembang anak setiap bulan, termasuk aspek motorik dan sensorik.
“Pemantauan ini sangat penting. Misalnya, anak usia satu bulan sudah bisa tersenyum, dua bulan bisa melirik. Semua itu kami catat dan laporkan. Di tempat lain belum tentu ada yang seaktif ini,” jelasnya.
Aminah juga menegaskan pentingnya penyuluhan berkelanjutan, terutama terkait pola tidur anak yang berpengaruh pada tumbuh kembang.
“Kalau anak tidur terlalu malam, itu bisa ganggu tumbuh kembangnya. Itu juga tugas kader untuk menyampaikan,” ujarnya.
Terkait dukungan, ia berharap ada penghargaan yang sepadan bagi kader dengan kinerja tinggi.
Namun untuk pembangunan fisik, seperti gedung posyandu, masih terkendala keterbatasan lahan dan minimnya dukungan pihak luar seperti perusahaan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menegaskan bahwa lomba posyandu bukan sekadar mencari juara, melainkan sebagai sarana evaluasi.
“Tujuan lomba posyandu ini bukan sekadar mencari juara, tetapi untuk mengukur pelaksanaan program posyandu di masing-masing wilayah. Yang masih kurang akan kami bina, sementara yang bagus akan kami apresiasi,” terangnya.
Saat ini Kukar memiliki sekitar 819 posyandu aktif. Arianto menambahkan, target berikutnya adalah mengirim perwakilan ke tingkat provinsi.
Namun, implementasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang posyandu berbasis Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih menunggu penyusunan Peraturan Bupati (Perbup).
“Kami terus membina kader. Saat ini, dari lima kader per posyandu, tiga sudah terlatih, dua masih menunggu pelatihan karena keterbatasan anggaran. Fokus pelatihan masih pada pelayanan balita dan ibu hamil,” jelasnya.
Ke depan, posyandu akan dilebur dalam sistem pelayanan yang lebih terintegrasi, mencakup enam bidang utama.
DPMD Kukar akan tetap berperan dalam pembinaan kelembagaan, sementara pembinaan teknis diserahkan kepada perangkat daerah terkait.
Arianto menegaskan sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan.
Ia berharap kader Bougenville I dapat menjadi contoh dalam pencegahan stunting dan penguatan layanan dasar.
“Kami ingin memastikan semua berjalan sinergis, dan kader seperti di Bougenville I bisa menjadi teladan,” pungkasnya. (Adv/fk)