DIALOGIS.CO, SANGATTA – Ketahanan ekonomi lokal, pembangunan desa, serta penguatan peran masyarakat sipil merupakan tiga isu strategis yang menjadi topik pembahasan dalam pertemuan antara Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, dengan Forum Multi Pihak Pembangunan Berkelanjutan (Formika) yang oleh difasilitasi oleh Badam Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim.
Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Bupati di Pusat Perkantoran Bukit Pelangi Sanggata ini bertujuan memperkuat koordinasi antara pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, dan forum tematik dalam mendorong percepatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Sejumlah komitmen bersama dihasilkan untuk memperkuat arah pembangunan yang adaptif dan partisipatif.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan visi “Kutim HEBAT 2025” dalam mencapai visi Kutim yang tangguh dan berdaya saing dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, transformasi ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang baik, yang diimplementasikan melalui strategi pendidikan, pembangunan berkelanjutan, dan pemulihan pasca bencana melalui kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemkab Kutim dan Formika berkomitmen memperkuat sinergi program agar pembangunan menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata dan inklusif
Bupati Ardiansyah menegaskan pentingnya kerja sama multipihak dalam merespons dinamika pembangunan. “Sinergi antarpihak akan menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan berpihak pada kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Formika, yang telah aktif selama dua tahun, berperan sebagai simpul penghubung antara pemangku kepentingan daerah. Forum ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Kutim melalui pendekatan kolaboratif.
Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Kutim, Ripto Widargo, menilai Formika tidak hanya sebagai forum dialog, tetapi juga sebagai ruang evaluasi dan proyeksi kebijakan pembangunan. “Kami optimis, dengan dukungan lintas sektor, Formika dapat menjadi lokomotif pembangunan inklusif di Kutim,” ujarnya. (Adv/jn)
