DIALOGIS.CO, KUTAI TIMUR — Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi hadir langsung untuk mendengar aspirasi Masyarakat Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun. Kedatangan Wabup disambut dengan senyum oleh warga, terlebih setelah pemerintah berjanji akan memperbaiki Jembatan Tundano yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Jembatan Tundano Struktur tua yang menjadi satu-satunya jalur penghubung antar desa telah lama rusak dan nyaris tak layak dilalui. Padahal, sehari-hari, jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses utama bagi warga untuk menjalankan aktivitas sosial dan ekonomi, mulai dari distribusi hasil pertanian, perjalanan ke sekolah, hingga kebutuhan mendesak seperti membawa pasien ke fasilitas kesehatan. Aktivitas harian warga, termasuk mengangkut hasil tani, anak-anak ke sekolah, hingga urusan darurat medis, terhambat karenanya.
“Saya turun langsung karena ini menyangkut hak hidup dan mobilitas warga, apalagi jika ada urusan darurat medis. Perbaikan jembatan tidak boleh menunggu terlalu lama,” ujar Mahyunadi dengan tegas.
Ia pun menargetkan perbaikan darurat selesai dalam satu bulan, sembari menyusun perencanaan pembangunan jembatan permanen tahun 2026.
Tak hanya fokus pada infrastruktur, Mahyunadi juga menyampaikan komitmennya di sektor pertania setelah mendengar keluhan petani mengenai kelangkaan air menjadi faktor utama turunnya hasil panen dalam dua tahun terakhir. Ia berjanji persoalan saluran irigasi yang selama ini tersumbat akibat endapan lumpur akan dinormalisasi mulai tahun 2026 dengan menggunakan pendanaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kutim.
Dalam kunjungan itu, Mahyunadi juga menyerahkan 2.000 kartu BPJS Ketenagakerjaan secara simbolis kepada pekerja informal seperti buruh tani, petani, serta nelayan di wilayah Kaubun dan sekitarnya.
Kadisnakertrans Roma Malau menyebut program ini sebagai upaya melindungi kelompok rentan. “Ini bukan hanya soal kartu, tapi tentang rasa aman saat bekerja. Mereka kini tidak merasa sendiri jika mengalami kecelakaan kerja,” ucapnya.
Kehadiran sejumlah pihak swasta seperti PT GAM dan PT Indexim dalam forum tersebut menambah bobot pertemuan. Mereka turut didorong untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan lokal. (Adv/jn)







