pelaksanaan Sertifikasi Videografi Kabupaten Kukar Tahun 2025
pelaksanaan Sertifikasi Videografi Kabupaten Kukar Tahun 2025.

Buka Peluang Kerja, Dispar Kukar Dorong Sertifikasi Videografer Lokal

DIALOGIS.CO – Langkah nyata menuju profesionalisme terus digaungkan Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar). Kali ini, melalui program Sertifikasi Videografi 2025, mereka ingin memastikan bahwa para pelaku ekonomi kreatif tak hanya punya skill, tapi juga pengakuan resmi atas kemampuannya.

Bertempat di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong, Senin (5/5/2025), sebanyak 20 peserta dari berbagai kecamatan mengikuti proses sertifikasi yang difasilitasi Dispar Kukar bekerja sama dengan LSP Telematika Yogyakarta, lembaga resmi yang terakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa sertifikat bukan sekadar selembar kertas.

“Pelatihan saja tidak cukup. Sertifikat adalah bukti resmi keahlian. Tanpa itu, kemampuan videografi yang dimiliki belum bisa diakui secara profesional,” katanya.

Menurutnya, keberadaan sertifikat akan membuka lebih banyak peluang kerja, mulai dari proyek pemerintah, swasta, hingga desa.

“Dengan legalitas ini, mereka bisa tampil percaya diri dan dihargai layak atas jasa yang diberikan,” lanjut Arianto.

Program ini merupakan kelanjutan dari pelatihan videografi yang telah digelar tahun sebelumnya. Kini, peserta dibawa ke tahap pengakuan kompetensi melalui uji sertifikasi. Sebagian besar peserta masih berasal dari Tenggarong, namun Dispar Kukar sudah menyiapkan rencana ekspansi ke kecamatan-kecamatan lain.

“Kami ingin program ini menjangkau wilayah yang lebih luas. Tahun depan, Tabang dan Kembang Janggut menjadi prioritas. Selain itu, kami siapkan Training of Trainers (ToT) agar ada pelatih dan asesor mandiri dari daerah,” ujar Antoni Kusbiantoro, Kabid Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekraf Dispar Kukar.

Tak hanya berhenti di videografi, Antoni menegaskan bahwa sektor lain juga akan mendapat perhatian yang sama. Sertifikasi untuk profesi resepsionis, animator, musisi, fotografer, hingga pekerja film sudah masuk daftar agenda.

“Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan. Bukan hanya di kota, tapi sampai ke kampung-kampung,” tegasnya.

Langkah ini menjadi angin segar bagi para pelaku ekonomi kreatif di Kukar, yang selama ini berjuang membangun portofolio dari nol. Dengan sertifikat resmi, mereka kini punya modal tambahan untuk melangkah lebih jauh, bahkan bersaing di tingkat nasional. (Adv/fk)

5558015364031046774-min

#Trending Artikel

Terpopuler

banner-iklan-sidebar-300x300-1

Latest Post