Ilustrasi Danau Kumbara.
Ilustrasi Danau Kumbara.

Danau Kumbara: Dari Bekas Tambang Menjadi Primadona Wisata di Hulu Kukar

DIALOGIS.CO – Suasana Danau Kumbara di Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, kini jauh berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu. Bekas galian tambang yang dulu tak terurus, kini menjelma menjadi destinasi wisata air yang ramai dikunjungi, lengkap dengan aula megah, glamping, wahana air, hingga iringan musik lokal di akhir pekan.

“Alhamdulillah, Danau Kumbara mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya,” ucap Lilik Hendrawanto, Kepala Desa Kota Bangun III pada Kamis (01/05/2025).

Ia menyebutkan bahwa sejak pembangunan dimulai pada 2021, berbagai fasilitas terus ditambahkan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para pengunjung. Sebuah aula berkapasitas 200 orang telah berdiri kokoh di tepi danau, dan akses jalan sepanjang 800 meter telah dibuka demi memudahkan wisatawan menjangkau lokasi.

Tak hanya dari anggaran desa, dukungan besar juga datang dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar). Tahun 2024, Danau Kumbara mendapatkan bantuan berupa tenda glamping serta wahana air seperti perahu bebek fiber. Kehadiran fasilitas tersebut membuka peluang baru bagi wisata edukatif maupun rekreatif, termasuk untuk kegiatan masyarakat seperti rapat, musyawarah desa, hingga acara keluarga.

Pembangunan fasilitas lain seperti gazebo, jembatan titian, toilet, dan pos tiket dipercepat sejak 2023. Pemerintah desa pun berkomitmen menjadikan kawasan ini sebagai desa wisata unggulan yang tak hanya menonjolkan keindahan alam, tapi juga kekuatan ekonomi kerakyatan.

Setiap akhir pekan, terutama saat momen libur besar seperti Tahun Baru dan Idulfitri, kawasan ini dipadati pengunjung dari berbagai penjuru. Di area luar danau, warga setempat menjajakan produk UMKM seperti kuliner tradisional dan kerajinan tangan. Pemerintah desa juga menyediakan kolam renang khusus anak-anak agar pengunjung tidak perlu berenang langsung di danau yang dalam.

“Kami sediakan kolam sekitar 20 meter dari danau, tujuannya untuk keamanan, khususnya anak-anak,” jelas Lilik.

Tak hanya itu, sentuhan hiburan turut dihadirkan. Musik lokal kerap mengalun di sore hari, dengan penampilan musisi seperti Cikip Jep dan Aditya. Senam Zumba rutin diadakan dan selalu berhasil menarik antusias warga setempat.

Melihat geliat yang begitu aktif dari masyarakat dan pengelola wisata, Dinas Pariwisata Kukar pun tak tinggal diam.

“Bantuan ini kami berikan karena melihat keseriusan pengelola dan potensi wisata yang sangat baik jika dikelola dengan maksimal,” ujar Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, M. Ridha Fatrianta.

Kini, Danau Kumbara tak hanya menjadi tempat rekreasi semata. Ia tumbuh menjadi pusat interaksi warga, etalase ekonomi lokal, dan lambang bagaimana bekas tambang bisa diubah menjadi oase kehidupan. Di tengah gemuruh pembangunan, Danau Kumbara memberikan pelajaran: bahwa wisata yang tumbuh dari desa, bila dikelola dengan hati, mampu memberi manfaat nyata bagi masyarakat. (Adv/fk)

5558015364031046774-min

#Trending Artikel

Terpopuler

banner-iklan-sidebar-300x300-1

Latest Post