20250528musesus

Koperasi Desa Merah Putih, Harapan Baru Warga Prangat Selatan untuk Harga Karet yang Adil

DIALOGIS.CO – Desa Prangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, kini menorehkan langkah baru dalam perjalanan ekonominya. Melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang digelar bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan masyarakat, lahirlah Koperasi Desa Merah Putih pada Selasa (27/5/2025).

Kabar gembira ini disampaikan langsung oleh Kepala Desa Prangat Selatan, Sarkono, saat ditemui usai rapat evaluasi hasil Strata Daya di Tenggarong, Rabu (28/5/2025).

Dengan wajah penuh semangat, ia menceritakan bagaimana masyarakat menyambut baik berdirinya koperasi ini.

“Koperasi ini akan berperan penting dalam sektor perkebunan, khususnya pembelian hasil karet masyarakat,” ujarnya.

Selama ini, petani karet di Prangat Selatan hanya bisa menjual hasil panennya ke tengkulak. Harga pun sangat ditentukan sepihak, sering kali merugikan petani. Kehadiran koperasi menjadi harapan baru.

“Petani tidak menuntut harga tinggi, cukup adil saja. Misalnya, 1 kilogram karet bisa ditukar dengan 1 kilogram beras. Itu sudah cukup untuk menyejahterakan mereka,” jelas Sarkono.

Kepengurusan koperasi dipimpin oleh Agus, pemuda sarjana yang dikenal mandiri dan telah membangun usaha transportasi serta sembako. Ia ditemani Linda sebagai perwakilan perempuan dan unsur pemuda lainnya.

Komposisi ini mencerminkan semangat kebersamaan yakni pemuda yang berenergi, perempuan yang peduli, dan masyarakat yang solid.

Selain karet, koperasi juga akan bergerak pada pembelian tandan buah segar (TBS) sawit, menyediakan unit simpan pinjam, hingga mendirikan grosir desa untuk kebutuhan sembako.

Uniknya, grosir ini tidak akan bersaing dengan toko-toko milik warga, melainkan bertindak sebagai pemasok untuk mendukung UMKM lokal.

Koperasi juga akan menjual pupuk, sehingga petani tak perlu lagi jauh-jauh membeli ke Samarinda atau Bontang.

Harapan masyarakat pun semakin besar. Mereka ingin koperasi ini menjadi pelengkap BUMDes Prangat Selatan, yang pada tahun lalu sukses menyumbang PAD desa sebesar Rp114 juta.

Bedanya, BUMDes dimiliki pemerintah desa, sementara koperasi sepenuhnya milik masyarakat. Dengan begitu, partisipasi warga menjadi kunci keberhasilan.

Dukungan turut datang dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa, Asmi Riyandi Elvandar, menegaskan bahwa koperasi ini bagian dari program percepatan ekonomi desa.

“Alhamdulillah, hingga tadi malam beberapa desa dan kelurahan telah melaksanakan musyawarah pembentukan koperasi. Kami menargetkan Koperasi Merah Putih berdiri di 237 wilayah, yang terdiri dari 44 kelurahan dan 193 desa,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa kendala persyaratan jumlah penduduk minimal 500 jiwa kini sudah tidak lagi menjadi hambatan.

Kesepakatan antara tim percepatan provinsi dan Wakil Menteri Koperasi di Lamin Etam, Samarinda, memastikan pembentukan koperasi bisa tetap berjalan meski jumlah penduduk lebih sedikit.

Dengan semangat gotong royong, Koperasi Desa Merah Putih menjadi simbol harapan baru.

Bagi warga Prangat Selatan, ini bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi wadah kebersamaan untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih adil dan merata. (Adv/fk)

5558015364031046774-min

#Trending Artikel

Terpopuler

banner-iklan-sidebar-300x300-1

Latest Post