DIALOGIS.CO – Upaya penguatan ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus bergerak dinamis. Salah satu langkah strategisnya, Dinas Pariwisata Kukar kini tengah membenahi struktur Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) di tingkat kabupaten.
Perubahan struktur ini, menurut Kepala Bidang Pengembangan Ekraf, Zikri Umulda, bertujuan memperkuat fondasi kelembagaan sebelum menjangkau ke wilayah kecamatan. Salah satu posisi penting, yakni Ketua Kekraf Kukar, yang sebelumnya dipegang oleh Akbar Haka, pun disebut akan mengalami pergantian.
“Kita fokus dulu di tingkat kabupaten agar fondasinya kuat. Setelah itu, baru kita bentuk Kekraf di tiap kecamatan,” ujar Zikri, Selasa (29/4/2025).
Hingga saat ini, tercatat delapan kecamatan yang telah membentuk Kekraf, seperti Loa Janan, Marangkayu, Samboja Barat, hingga Kota Bangun. Beberapa lainnya seperti Kenohan dan Kembang Janggut masih dalam proses persiapan. Menariknya, bahkan kecamatan besar seperti Tenggarong dan Loa Kulu juga belum resmi membentuk Kekraf, namun dijadwalkan segera menyusul.
Meski belum merata, geliat ekonomi kreatif justru sudah mulai terasa. Di Loa Janan, misalnya, para pelaku kreatif menggagas sebuah pertunjukan seni bertajuk Tiba-tiba Ada Panggung secara mandiri. Panggung tersebut menjadi ruang ekspresi sekaligus jendela promosi kekayaan budaya lokal.
“Kami arahkan agar masing-masing wilayah mengembangkan subsektor unggulan mereka. Di Loa Janan kuat di musik dan pertunjukan, ya itu yang dikembangkan,” jelas Zikri.
Muara Jawa tak ketinggalan. Para pemuda di sana mulai merambah dunia podcasting, membahas isu-isu sosial dengan gaya milenial yang santai namun tajam. Awalnya hanya mendapat dukungan fasilitas dasar dari Dispar, kini mereka mulai berjalan secara mandiri.
“Kita hanya kasih kail, mereka yang memancing,” ucap Zikri, tersenyum.
Melihat antusiasme yang tumbuh, beberapa kecamatan seperti Marangkayu dan Kota Bangun juga tengah bersiap menyelenggarakan kegiatan kreatif. Bahkan, Tiba-tiba Ada Panggung Volume 2 dikabarkan akan kembali digelar dalam waktu dekat.
Tak hanya di tingkat kecamatan, publik Kukar juga menantikan gelaran besar bertajuk Kukar Land—event tahunan yang menjadi ajang bertemunya seluruh insan kreatif Kukar dalam satu panggung.
Zikri berharap, dengan pembenahan struktur yang lebih kokoh dan program-program berbasis potensi lokal, ekosistem ekonomi kreatif Kukar akan tumbuh lebih berkelanjutan dan inklusif.
“Ekonomi kreatif bukan hanya soal seni, tapi tentang bagaimana kita membangun jati diri daerah lewat karya dan kolaborasi,” tutupnya. (Adv/fk)