DIALOGIS.CO, KUTAI TIMUR – Suasana Rumah Dinas Bupati Kutai Timur (Kutim) di Bukit Pelangi mendadak ramai. Bukan untuk urusan birokrasi, melainkan rumah dinas bersalin rupa jadi panggung kebudayaan dalam ajang Rembuk Budaya yang digagas oleh OSIS SMA Prima YPPSB.
Dengan dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim, lebih dari 100 pelajar dari 10 SMA di Kutim berkumpul dan berbaur untuk mempromosikan budaya lokal.
Kegiatan ini menjadi perwujudan nyata pelibatan generasi muda dalam upaya pelestarian budaya daerah, mulai dari bahasa hingga kearifan lokal.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, menyatakan bahwa pemilihan lokasi kegiatan di rumah jabatan bupati bukan tanpa alasan. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten dalam pelestarian budaya.
Forum ini terbagi dalam dua sesi tematik. Pada sesi Aksara dan Bahasa Kutai, siswa aktif membuat karya berupa puisi berbahasa daerah, poster, dan vlog bertema budaya. Sesi Kearifan Lokal Dayak lebih bersifat praktik langsung, di mana pelajar mengenakan pakaian adat dan menyimak filosofi kehidupan masyarakat Dayak.
Salah satu pengisi acara, Indra Bengeh, tokoh adat Dayak, menyampaikan rasa haru melihat minat pelajar terhadap budaya. “Mereka tidak hanya melihat, tapi ikut merasakan. Ini langkah konkret melestarikan budaya yang makin tergerus zaman,” katanya.
Salah satu pelajar yang ikut kegiatan menyatakan, “Kami ingin budaya ini tetap hidup. Kita harus belajar, tidak hanya dari buku, tapi langsung dari para pelestari.”
Rembuk Budaya menjadi simbol kebangkitan kesadaran generasi muda di Kutim untuk menjaga identitas lokal di tengah arus budaya luar yang terus mengalir deras. Karena generasi muda selayaknya tidak lupa pada sejarah dan akar budayanya sendiri. (Adv/jn)







