DIALOGIS.CO, KUTAI TIMUR — Geliat ekonomi mulai terasa di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur. Sejak ekowisata air terjun Tangga Bidadari mulai dikenal, geliat warga setempat untuk membentuk komunitas wisata mulai tumbuh. Mereka menyediakan jasa pemandu, mendirikan tempat makan yang menyajikan menu khas Kutai, dan mengelola potensi wisata lokal.
Air terjun Tangga Bidadari memang permata tersembunyi pesona alam yang luar biasa dengan lanskap hutan tropis yang mengelilingiya. Tak hanya menjadi wajah pariwisata lokal yang memikat dengan keindahan, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya. Air terjun ini dinamai “Tangga Bidadari” karena keunikan formasi batu karst-nya. Batu-batu besar membentuk susunan seperti tangga alami yang mengarah ke langit, menyulut imajinasi masyarakat tentang bidadari kayangan yang turun untuk mandi. Kepercayaan lokal ini menjadi kisah yang menyatu erat dengan alam, memperkaya narasi wisata di daerah tersebut.
Menariknya, bebatuan di lokasi tidak licin sehingga wisatawan bisa mendaki hingga ke bagian atas untuk menikmati panorama dari ketinggian. Pengalaman trekking ringan ini menjadi favorit para petualang lokal.
Mahyunadi, Wakil Bupati Kutai Timur, menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung potensi wisata seperti ini. Dalam sebuah kunjungan, ia menegaskan bahwa akses jalan menuju lokasi perlu diperbaiki agar mobilitas wisatawan lebih lancar. Ia juga mengajak para pemangku kepentingan untuk serius dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Air Terjun Tangga Bidadari adalah contoh nyata bagaimana alam, budaya, dan masyarakat dapat bersinergi menciptakan peluang baru. Dengan dukungan berkelanjutan, desa kecil ini bisa menjelma menjadi destinasi besar di peta pariwisata Indonesia Timur. (Adv/jn)







