010

Strategi Genting Cegah Stunting

DIALOGIS.CO, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) makin serius menekan angka stunting dengan meluncurkan Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Program ini menjadi salah satu strategi unggulan dalam Rapat Koordinasi Internal Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim.

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B, menegaskan, TPPS bukan hanya formalitas, tapi merupakan penggerak utama koordinasi lintas sektor untuk menekan stunting.

“Kami ingin semua OPD ambil bagian aktif. Salah satunya melalui pengampuan minimal tiga anak atau keluarga risiko stunting (KRS) oleh setiap kepala perangkat daerah,” ungkapnya.

Langkah ini, menurut Junaidi, merupakan bentuk nyata menjalankan amanat Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, yang mengedepankan konvergensi dan keberlanjutan program. Peraturan ini mengatur koordinasi antar kementerian, pemda, dan pemangku kepentingan lainnya, serta penyiapan kualitas keluarga, pemenuhan gizi, perbaikan pola asuh, dan peningkatan akses pelayanan kesehatan seperti Posyandu.

Dalam rakor tersebut, Dinas Kesehatan Kutim yang diwakili Hj. Irma Aryani memaparkan pemetaan lokus stunting 2025–2028. Sementara Ani Saida dari DPPKB mempresentasikan strategi Program Genting yang mendorong peran serta masyarakat, tokoh agama, hingga BAZNAS untuk menjadi ‘orang tua asuh’ bagi anak-anak rentan.

Turut hadir unsur Forkopimda, BAZNAS Kutim, serta seluruh kepala OPD. Kolaborasi ini memperkuat pondasi penurunan angka stunting yang masih menjadi tantangan di Kutim.

“Keberhasilan intervensi ditentukan oleh data yang akurat. Ini penting dalam penyaluran makanan tambahan untuk balita,” tambah Junaidi. Pemkab Kutim optimistis, dengan sinergi total, prevalensi stunting dapat ditekan secara signifikan pada 2028. (Adv/jn)

 

FLAYER

#Trending Artikel

Terpopuler

239_20250930_235813_0000

Latest Post