DIALOGIS.CO, KUTAI TIMUR – Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit menular semakin terlihat di Kutai Timur (Kutim).
Di Kecamatan Kombeng, ratusan warga tampak memadati lokasi pemeriksaan X-Ray gratis di Desa Makmur Jaya, sebagai bagian dari program Active Case Finding (ACF) yang digagas Dinas Kesehatan Kutim.
Pemerintah berharap langkah ini bisa menekan penyebaran TBC di daerah rawan terutama di daerah dengan kepadatan penduduk dan mobilitas tinggi seperti Kombeng dan Muara Wahau.
“Dengan deteksi dini, kita bisa mencegah penularan lebih luas. Jangan sampai TBC menjadi masalah besar di tengah masyarakat,” jelas Ahsan Zainuddin, perwakilan Dinkes Kutim.
Penyakit TBC biasanya diawali dengan gejala seperti batuk lebih dari 2 minggu (berdahak atau batuk darah), demam, keringat malam, sesak napas, dan penurunan berat badan. Untuk memastikan diagnosis, diperlukan pemeriksaan medis salah satunya melalui pemeriksaan X-Ray.
Program skrining ini bertujuan mendeteksi kasus TBC laten yaitu infeksi yang belum menimbulkan gejala tetapi berpotensi berkembang menjadi penyakit menular jika tidak segera ditangani.
Pemerintah daerah berharap langkah ini bisa menekan laju penyebaran TBC, terutama di wilayah rawan seperti Kombeng dan Muara Wahau, yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, kepadatan penduduk, dan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Tak hanya aparat desa dan puskesmas, apparat Kecamatan Kombeng juga aktif mengawal program ini.
Sekretaris Camat Kombeng, Uleh Juk, mengatakan dukungan lintas sektor membuat program lebih efektif menjangkau masyarakat akar rumput.
“Edukasi penting. Kami mendorong warga tidak takut ikut pemeriksaan. Ini bukan sekadar demi alas an kesehatan pribadi, melainkan upaya melindungi keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Uleh Juk. (Adv/jn)







