DIALOGIS.CO – Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, kembali menunjukkan prestasinya dengan meluncurkan produk unggulan kunyit hitam di Tabanan, Bali. Produk ini dikelola oleh Dasawisma Anggrek di bawah naungan PKK Desa Purwajaya.
Kepala Desa Purwajaya, Adi Sucipto, mengatakan kunyit hitam diolah menjadi kapsul herbal dengan merek “Borneo” dan telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Rektor Universitas Udayana yang sempat berkunjung.
“Kunyit hitam ini diolah menjadi kapsul herbal ‘Borneo’ dan sudah menarik perhatian banyak pihak,” ujarnya, Senin (11/08/2025).
Selain kunyit hitam, PKK Desa Purwajaya juga menjalankan gerakan tanam cabai serta mengembangkan tanaman apotek hidup.
Produk-produk tersebut dikelola secara mandiri dan telah memiliki nilai jual yang kompetitif.
Tahun ini, budidaya kunyit hitam akan diperluas melalui kelompok wanita tani dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi warga desa, khususnya perempuan.
“Kami ingin memberdayakan ibu-ibu agar bisa menghasilkan produk berkualitas yang punya pasar luas,” kata Adi.
Ia menegaskan, langkah ini selaras dengan visi desa dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia.
Keberhasilan ini juga didukung program pemerintah melalui penyediaan bibit, pendampingan teknis, hingga promosi produk.
“Kuncinya adalah konsistensi dan kerja sama,” tambahnya.
Selain menyasar pasar dalam negeri, Adi menargetkan produk herbal Purwajaya bisa dipasarkan lebih luas.
“Bali adalah pintu awal. Kami ingin ke depannya bisa menjangkau pasar ekspor,” tegasnya.
Menurutnya, peluncuran produk unggulan ini menjadi bukti bahwa desa memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik.
“Dari desa kecil, kita bisa menghasilkan produk yang dikenal hingga ke luar pulau,” pungkas Adi. (Adv/fk)