DIALOGIS.CO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyelenggarakan Diklat Berjenjang Guru PAUD terkait penanganan stunting yang berlangsung selama lima hari, 21–25 Juli 2025 di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrillian Noor, mengatakan pelatihan ini merupakan bagian dari kontribusi sektor pendidikan dalam mendukung percepatan penanganan stunting yang menjadi perhatian nasional.
Menurutnya, pendidikan memiliki peran strategis dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
“Kami dari Dinas Pendidikan dilibatkan dalam program ini dan akan mendapatkan pelatihan bersama pihak kesehatan dan sumber daya lainnya. Fokusnya adalah bagaimana guru-guru PAUD dapat berperan dalam proses edukasi kepada masyarakat terkait stunting,” ujarnya, Senin (21/7/2025).
Ia menjelaskan, stunting merupakan persoalan kompleks yang harus ditangani sedini mungkin, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Guru PAUD, kata Thauhid, memiliki posisi penting karena dekat dengan orang tua dan anak-anak.
“Masa ini sangat krusial karena perkembangan tubuh anak sangat ditentukan di periode tersebut. Maka, edukasi kepada masyarakat menjadi kunci, dan guru PAUD berada di posisi yang sangat dekat dengan para orang tua,” tambahnya.
Pelatihan tidak hanya berfokus pada aspek edukasi, tetapi juga melibatkan praktik langsung dari sisi kesehatan.
Peserta dibekali keterampilan mengenali kondisi lingkungan yang berisiko terhadap stunting serta cara membuat makanan sehat dan bergizi bagi ibu hamil dan anak-anak.
Thauhid menjelaskan bahwa sektor pendidikan berperan dalam memberikan pemahaman, sedangkan sektor kesehatan menekankan keterampilan teknis.
“Kami dari sisi pendidikan akan fokus pada edukasi, seperti memberi pemahaman kepada masyarakat tentang apa itu stunting. Sementara dari sisi kesehatan, mereka akan membekali peserta dengan keterampilan teknis,” jelasnya.
Ia menegaskan, pelibatan guru PAUD dilakukan karena mereka merupakan ujung tombak yang berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Menurutnya, keberadaan guru PAUD sangat efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan.
“Anak-anak biasanya masuk PAUD mulai usia dua atau tiga tahun. Guru PAUD lebih efektif menyampaikan pesan-pesan kesehatan karena mereka berinteraksi langsung setiap hari,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Thauhid juga mengimbau agar seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh.
Ia menekankan, setelah pelatihan para guru diharapkan menjadi agen edukasi stunting di masyarakat.
“Proses edukasi ini tidak mudah. Peserta harus memahami apa itu stunting, cara pencegahan, dampaknya, hingga bagaimana menyampaikan informasi secara efektif. Ini penting agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan memberikan dampak nyata,” tutupnya. (Adv/fk)