DIALOGIS.CO – Ancaman banjir yang terus membayangi Kota Balikpapan menjadi sorotan serius anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo. Legislator asal kota minyak itu menilai, penanganan banjir tak bisa hanya bersifat reaktif, tetapi harus dimulai dari pembenahan tata kelola lingkungan secara menyeluruh dan berorientasi jangka panjang.
“Kalau banjir masih jadi langganan tiap musim hujan, itu tandanya ada yang keliru dalam sistem. Ini bukan cuma soal curah hujan, tapi soal cara kita merancang dan menjaga kota ini,” tegas Sigit saat diwawancarai, Minggu (30/6/2025).
Menurutnya, Balikpapan perlu belajar dari kota-kota di dunia yang berhasil mengatasi persoalan serupa. Ia menyebut contoh kanal bawah tanah di Belanda yang mampu menyalurkan air dengan efisien tanpa mengorbankan estetika kota.
“Kita tidak perlu meniru 100 persen, tapi prinsipnya jelas: drainase harus kuat, alih fungsi lahan harus dikendalikan. Kita bisa mulai dari situ,” jelasnya.
Sigit menyampaikan bahwa Balikpapan memiliki tantangan tersendiri: bukan tambang, melainkan ekspansi perumahan yang agresif. Pembukaan lahan untuk pemukiman tanpa perhitungan lingkungan justru memperburuk kondisi drainase alami yang selama ini menjaga keseimbangan wilayah.
“RTRW kita harus ditinjau ulang. Jangan sampai kawasan resapan air dijadikan klaster baru, sementara saluran airnya tidak diperbesar,” imbuhnya.
Ia mencontohkan beberapa titik yang mulai menunjukkan perbaikan seperti kawasan Puskip, namun memperingatkan bahwa solusi jangka panjang tak cukup dengan proyek tambal sulam.
“Kalau tidak dibarengi kanal besar, parit bawah tanah, dan masterplan yang solid, ya banjir akan tetap datang,” ucapnya.
Selain pemerintah, Sigit juga menyoroti tanggung jawab warga. Ia mendorong budaya memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan mulai dari rumah tangga.
“Kita butuh revolusi perilaku juga. Tidak ada gunanya kanal besar kalau penuh sampah. Bank sampah itu bisa jadi solusi nyata kalau dikelola serius,” ujarnya.
Ia turut mengapresiasi kolaborasi antara Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan yang selama ini sudah dilakukan, termasuk pembangunan saluran ke laut dan pipanisasi air bersih untuk daerah padat penduduk.
“Yang penting jangan saling lempar tanggung jawab. Kota ini milik kita semua, dan masyarakat butuh solusi, bukan alasan,” tutupnya tegas. (Adv/Ina)