DIALOGIS.CO – Gotong royong tidak lagi sekadar tradisi, melainkan menjadi bagian dari semangat pembangunan di Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), pemerintah daerah kembali menegaskan komitmennya dengan menggelar sosialisasi Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2025, pada Jumat (11/7/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Kepala DPMD Kukar ini diikuti secara luring dan daring oleh beragam unsur masyarakat dan pemerintahan, mulai dari perwakilan OPD, BPD, pendamping desa, tenaga ahli, kepala desa, lurah, hingga camat.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyebut BBGRM sebagai sarana memperkuat solidaritas masyarakat sekaligus menyusun langkah strategis pembangunan desa.
“Kami undang beberapa pihak untuk berdiskusi dan menyiapkan pelaksanaan BBGRM. Ada tiga segmen utama yang kami bahas dalam rapat ini,” katanya.
Segmen pertama adalah pelaksanaan BBGRM serentak di seluruh Kukar. Aktivitas gotong royong akan digelar dalam satu hari penuh, dimulai pukul 07.00 hingga 12.00 WITA, dengan titik awal di wilayah Tenggarong dan Tenggarong Seberang.
DPMD Kukar, lanjut Arianto, tetap membuka peluang lokasi alternatif agar kegiatan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Gotong royong harus menghasilkan perubahan. Misalnya pembersihan sungai atau pengecatan fasilitas umum,” jelasnya.
Segmen kedua mencakup apel akbar pencanangan BBGRM yang akan digelar di Kecamatan Kota Bangun pada 18 Juli 2025.
Dalam apel tersebut, Bupati Kukar akan memimpin pencanangan kegiatan gotong royong secara resmi.
Adapun segmen ketiga ialah lomba desa dan kelurahan terbaik dalam pelaksanaan gotong royong. DPMD Kukar menilai tidak hanya kegiatan tahun berjalan, tetapi juga konsistensi laporan kegiatan tiga tahun terakhir.
“Yang melaporkan secara berkelanjutan akan mendapat poin lebih,” tutur Arianto.
Ia menekankan bahwa semangat gotong royong harus dijaga bukan sebagai formalitas, tetapi budaya hidup masyarakat.
Apalagi, pemerintah telah mengalokasikan Rp50 juta per RT untuk mendukung kegiatan gotong royong serta mendorong desa menetapkan jadwal rutin di tingkat RT.
Data DPMD mencatat hingga Juni 2025, terdapat 237 desa dan kelurahan yang sudah melaporkan kegiatan gotong royong, sementara 26 lainnya masih belum menyampaikan laporan.
Sementara untuk partisipasi lomba, 12 kecamatan telah ikut serta dan masih ada 8 yang belum.
Arianto berharap seluruh pihak berperan aktif menyukseskan pelaksanaan BBGRM.
“Budaya gotong royong adalah kekuatan sosial yang menjaga harmoni masyarakat Kukar. Ini bukan hanya kegiatan, tapi gerakan bersama untuk kemajuan,” pungkasnya. (Adv/fk)