DIALOGIS.CO – Semangat kebersamaan terasa hangat di Dermaga Penyeberangan Kapal, Desa Kota Bangun Ulu, saat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri secara resmi membuka Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Ke-22 Tahun 2025, Minggu (20/7/2025).
Acara yang dihadiri para camat, kepala desa, dan perwakilan masyarakat ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali budaya gotong royong yang selama ini menjadi kekuatan sosial masyarakat Kukar.
“Ini bukan sekadar seremonial. Di BBGRM ini, kita meneguhkan kembali semangat kerja bersama dalam membangun Kukar. Tagline Betulungan Etam Bisa bukan hanya slogan, tapi filosofi kerja yang harus menjadi budaya setiap hari,” ujar Bupati Aulia dengan tegas di hadapan peserta apel.
BBGRM menjadi simbol komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
Tahun ini, Pemkab Kukar menyalurkan Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) untuk RT yang nilainya meningkat signifikan dari Rp50 juta menjadi Rp150 juta per RT.
Dana tersebut difokuskan untuk kegiatan sosial, operasional lingkungan, hingga mendukung program unggulan seperti Satu KK Satu Sarjana dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Tak hanya itu, Aulia juga menegaskan bahwa Pemkab Kukar terus menggulirkan program bantuan Rp1 juta per kepala keluarga prasejahtera guna menekan angka kemiskinan ekstrem.
“Kami tidak ingin ada warga kita yang jatuh ke titik nadir. Ini adalah bentuk perlindungan dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menegaskan peran penting dinasnya dalam pelaksanaan BBGRM Ke-22.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan agenda nasional yang menghidupkan kembali nilai gotong royong di tingkat desa dan kelurahan.
“Penyelenggaraan ini juga bentuk sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan kewilayahan,” jelasnya.
Arianto menambahkan, pihaknya turut melakukan evaluasi terhadap desa dan kelurahan terbaik yang konsisten menjalankan nilai gotong royong, serta desa dengan pengelolaan keuangan paling transparan.
“Evaluasi ini kami lakukan bahkan melalui desk online agar akuntabilitas berjalan sesuai ketentuan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, DPMD Kukar menegaskan bahwa semangat Betulungan Etam Bisa bukan sekadar ajakan, melainkan gerakan nyata dalam mewujudkan tata kelola desa yang mandiri, transparan, dan berdaya saing. (Adv/fk)