DIALOGIA.CO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat komitmennya menjaga warisan budaya daerah.
Salah satu langkah nyata dilakukan melalui Workshop Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah bagi guru sekolah dasar (SD) yang digelar di Hotel Grand Fatma, Tenggarong, Senin (14/7/2025).
Kegiatan ini diikuti 50 guru dari 18 kecamatan yang dilibatkan secara aktif dalam penyusunan draft modul Bahasa Kutai.
Para peserta tidak hanya berbagi pengalaman mengajar, tetapi juga memperkuat pemahaman nilai-nilai lokal yang terkandung dalam bahasa daerah.
Langkah ini diharapkan mampu menjadikan Bahasa Kutai semakin membumi di kalangan siswa sekolah dasar.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Nuraini, yang juga Analis Kebijakan Ahli Muda Disdikbud Kukar, membuka kegiatan mewakili Plt Sekretaris Disdikbud Kukar, Joko Sampurno. Ia menegaskan bahwa workshop berlangsung selama dua hari dengan harapan dapat menghasilkan modul pembelajaran yang bermanfaat.
“Insya Allah, kegiatan ini akan berlangsung sampai besok. Semoga apa yang kita rencanakan bisa berjalan dengan baik dan memberikan hasil nyata,” ujarnya.
Workshop ini juga menghadirkan tenaga ahli dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.
Kolaborasi tersebut dinilai penting untuk memastikan modul yang disusun tidak hanya memiliki struktur pedagogis yang tepat, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal secara otentik.
“Karena penyusunan modul ini membutuhkan pendampingan tenaga ahli, maka peran Bapak-Ibu dari Balai Bahasa sangat krusial. Kami ingin modul ini tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi benar-benar digunakan di ruang kelas,” tambah Nuraini.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa hasil workshop akan ditindaklanjuti menjadi modul resmi muatan lokal untuk seluruh sekolah dasar di Kukar.
Karena itu, ia meminta peserta serius mengikuti setiap sesi sebagai bentuk tanggung jawab dalam menyiapkan generasi penerus. “Jangan main-main. Ini amanah besar. Yang kita hasilkan di sini akan digunakan di sekolah-sekolah. Kita sedang menyiapkan masa depan generasi kita agar mereka tidak kehilangan jati diri,” tegasnya.
Disdikbud Kukar menegaskan, workshop ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari upaya menyusun pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membangun karakter dan kebanggaan akan identitas lokal.
Langkah ini menjadi strategi penting bagi pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian budaya di tengah arus globalisasi.
Melalui pendidikan, bahasa daerah diharapkan tetap hidup dan menjadi identitas kuat yang mengakar di kalangan generasi muda Kukar. (Adv/fk)