DIALOGIS.CO – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar mengadakan rapat internal dengan Perumda Tirta Mahakam pada Selasa (12/11/2024), untuk membahas layanan jaringan perpipaan yang telah diberikan kepada masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Rapat ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang sebelumnya dilakukan oleh Bappeda ke kecamatan-kecamatan di Kukar.
Kepala Bidang Perencanaan Pemerintah dan Pembangunan Manusia Bappeda Kukar, Gamal Abdul Aziz, menjelaskan bahwa tujuan rapat ini adalah untuk membahas kemajuan dan tantangan yang dihadapi oleh Perumda Tirta Mahakam dalam memberikan layanan perpipaan kepada masyarakat.
“Kami rapat memanggil kawan-kawan Perumda Tirta Mahakam terkait layanan perpipaan, ini tindak lanjut kami setelah sebelumnya kami melakukan monev ke kecamatan-kecamatan,” kata Gamal Abdul Aziz, Pada Selasa (20/11/2024).
Direktur Teknik Perumda Tirta Mahakam, Abdul Latif, dalam rapat tersebut mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah berhasil memberikan layanan jaringan perpipaan kepada 150 desa yang tersebar di seluruh wilayah Kukar.
Namun, beberapa desa belum mendapatkan layanan penuh karena keterbatasan investasi untuk memperluas jaringan perpipaan.
“Sudah melayani 150 desa yang terlayani dengan jaringan perpipaan, cuma memang ada beberapa desa yang belum full pelayanannya karena memang keterbatasan investasi untuk jaringan perpipaan nya,” ujar Abdul Latif.
Menurut Abdul Latif, Perumda Tirta Mahakam melayani wilayah yang sangat luas, yaitu 193 desa, 44 kelurahan, dan 20 kecamatan.
Untuk memaksimalkan distribusi layanan, mereka memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS) yang memetakan secara spasial jaringan pipa yang telah terpasang di wilayah tersebut.
Dengan GIS, data mengenai titik pelanggan dan kondisi jaringan pipa kini lebih mudah dipantau.
Abdul Latif menjelaskan, dengan penggunaan teknologi GIS, setiap desa kini memiliki peta jaringan pipa yang teridentifikasi dengan baik.
Aplikasi catat meter yang digunakan oleh Perumda Tirta Mahakam telah memungkinkan mereka untuk mencatat posisi pelanggan secara akurat, yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem GIS.
Hal ini memudahkan pemetaan titik pelanggan dan rumah-rumah yang terlayani oleh jaringan pipa.
“Semua desa sudah punya, sekarang ini sudah nampak misalnya wilayah Jembayan RT mana saja yang sudah terlayani sudah kelihatan, kemudian juga jumlah titik-titik pelanggan itu juga sudah, karena kita pakai aplikasi catat meter itu kan sudah meletakkan posisi pelanggan itu ke titik nya,” ungkap Latif.
Meskipun kemajuan yang signifikan telah dicapai, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses distribusi layanan perpipaan, terutama di Muara Badak.
Berdasarkan hasil monev yang dilakukan, terdapat beberapa wilayah seperti Sambera dan Tanjung Limau yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan investasi dan terhalangnya pembangunan jaringan pipa oleh keberadaan jaringan gas yang menghubungkan Muara Badak ke Marangkayu.
Latif menegaskan bahwa Perumda Tirta Mahakam akan berupaya untuk mencari solusi prosedural agar jaringan pipa dapat masuk ke wilayah yang dimaksud.
“Untuk perihal tersebut kan harus ada upaya prosedural agar bisa memasukkan jaringan pipa tersebut ke wilayah RT yang dimaksud,” tegas Abdul Latif.
Dengan pemanfaatan teknologi yang lebih canggih dan upaya untuk menyelesaikan kendala yang ada, Perumda Tirta Mahakam berkomitmen untuk terus memperluas dan meningkatkan kualitas layanan perpipaan di seluruh wilayah Kutai Kartanegara. (Adv/fk)