DIALOGIS.CO – Festival Kreatif Pemuda Ramadhan (FKPR) ke-2 menunjukkan bahwa tradisi dan kreativitas dapat berjalan beriringan dalam membentuk karakter pemuda yang lebih inovatif.
Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, menyatakan bahwa festival ini menjadi bukti bahwa pemuda mampu menjaga tradisi sambil terus berinovasi dalam menyalurkan kreativitas mereka.
“Kami melihat bagaimana pemuda menggabungkan unsur tradisi dan inovasi dalam berbagai kompetisi yang ada. Ini adalah hal yang positif,” katanya.
Salah satu contoh nyata adalah lomba habsyi dan kaligrafi yang tetap mempertahankan nilai-nilai islami, tetapi dikemas dengan sentuhan modern agar lebih menarik bagi generasi muda.
“Peserta dari berbagai kecamatan menunjukkan bahwa tradisi tetap bisa lestari dengan cara yang kreatif,” tambahnya.
Selain itu, lomba Begeran Sahur menjadi bukti bahwa tradisi lokal bisa diangkat kembali menjadi hiburan yang menarik bagi masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya lokal bisa tetap hidup dan relevan, asalkan ada inovasi dalam penyajiannya,” jelasnya.
Dengan kesuksesan FKPR tahun ini, Dispora Kukar berencana untuk terus mengembangkan konsep acara agar lebih menarik dan memberikan dampak yang lebih besar bagi pemuda.
“FKPR ke depan harus semakin besar dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat,” tutupnya. (Adv/fk)