Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri Saat Sambutan. (Istimewa)
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri Saat Sambutan. (Istimewa)

Pemkab Kukar Terima Kunjungan Bupati Wajo untuk Perkuat Kolaborasi Antar Daerah

DIALOGIS.CO – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menerima kunjungan kehormatan Bupati Wajo, H. Andi Rosman, beserta jajaran Pemkab Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, di Pendopo Bupati Kukar, Selasa (8/7/2025). Pertemuan ini menjadi momentum mempererat silaturahmi sekaligus membuka peluang kerja sama strategis antar daerah.

Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menyambut rombongan dengan hangat. Ia menyebut kunjungan tersebut sebagai kehormatan sekaligus kesempatan memperkuat sinergi, mengingat potensi besar kedua daerah dalam pembangunan wilayah dan sumber daya manusia.

“Menjadi kehormatan kita bersama dapat bertemu langsung dalam rangkaian kunjungan kerja Pemerintah Kabupaten Wajo di Kutai Kartanegara. Ini bagian dari upaya memperkuat hubungan baik yang telah terjalin antara kita,” ucap Aulia.

Dalam kesempatan itu, Aulia memaparkan profil Kukar. Kabupaten ini memiliki luas 26.244 km² (pasca deliniasi wilayah Ibu Kota Nusantara), terdiri dari 20 kecamatan, 193 desa, dan 44 kelurahan, dengan jumlah penduduk sekitar 793.131 jiwa yang tersebar dari pesisir hingga perbukitan.

Dari sisi sosial, Kukar mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 76,57, masuk kategori tinggi dan melampaui rata-rata nasional, meski masih di bawah rata-rata Kalimantan Timur.

Angka kemiskinan 7,28%, tingkat pengangguran terbuka 4,11%, dan pertumbuhan ekonomi 2024 mencapai 5,62%, tertinggi lima tahun terakhir, terdorong kehadiran Ibu Kota Nusantara.

Meski demikian, Aulia menyoroti tantangan Kukar, termasuk ketergantungan ekonomi pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 57,73% dari PDRB. PDRB per kapita mencapai Rp259,19 juta, setara negara maju, tetapi pemerataan kesejahteraan masih perlu diperbaiki.

“Kondisi ini menggambarkan bahwa Kukar adalah miniatur Indonesia. Potensinya beragam, tetapi tantangan juga kompleks. Jangkauan layanan dasar belum optimal, dan isu kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah utama yang harus kami tangani secara fokus dan bertahap,” jelasnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkab Kukar menyiapkan model pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Strategi pembangunan ke depan bertumpu pada pertumbuhan ekonomi yang merata, dengan fokus sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan, didukung hilirisasi dan integrasi rantai nilai.

Aulia juga menyoroti sektor pariwisata sejarah dan budaya, termasuk Kerajaan Martadipura, kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 M di Kecamatan Muara Kaman.

Ia menyebut hal ini menjadi kekuatan Kukar dalam mendukung pembangunan pariwisata berbasis budaya dan sejarah.

Visi besar Kukar Maju, Tangguh, dan Berbudaya 2045 digariskan dengan arah pembangunan sebagai pusat pangan, pariwisata, dan industri hijau yang sejahtera dan berkelanjutan.

Aulia menekankan pentingnya kerja sama antar daerah sebagai kunci pembangunan. Ia berharap Kukar dan Wajo dapat menjalin kemitraan jangka panjang di bidang peningkatan kapasitas sumber daya manusia, ekonomi, budaya, sejarah, hingga teknologi.

“Hari ini, dunia tidak lagi mengedepankan kompetisi, tapi kolaborasi. Saya berharap Kabupaten Wajo dan Kutai Kartanegara bisa bersinergi membangun masa depan yang lebih baik, terutama dalam menyiapkan generasi muda yang unggul, terampil, dan siap menjadi motor pembangunan,” pungkasnya. (Adv/fk)

FLAYER

#Trending Artikel

Terpopuler

239_20250930_235813_0000

Latest Post