DIALOGIS.CO – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyoroti keterbatasan penyebaran informasi terkait program pendidikan GratisPol yang digagas oleh Pemprov Kaltim. Menurutnya, banyak masyarakat belum memahami isi dan tujuan dari program tersebut, sehingga perlu strategi komunikasi yang lebih menjangkau seluruh wilayah, terutama daerah terpencil.
“Bukan persoalan nama atau skema, tapi soal siapa yang bisa mengaksesnya. Program ini sangat potensial, tapi belum semua masyarakat tahu bagaimana cara ikut serta,” ungkap Ananda.
Ia menyampaikan bahwa dalam kunjungan-kunjungan ke sejumlah kecamatan dan desa, masih ditemui masyarakat yang belum mendapat informasi memadai mengenai GratisPol. Beberapa bahkan masih mengira program ini sama dengan Beasiswa Kaltim Tuntas.
“Perbedaan program belum sepenuhnya dipahami, terutama di kawasan yang jauh dari pusat pemerintahan. Ini menunjukkan bahwa pendekatan sosialisasi perlu diperluas dan diperkuat,” ujarnya.
Ananda menilai, ketimpangan informasi bisa berdampak pada ketimpangan akses pendidikan. Menurutnya, pelajar di pelosok desa dan wilayah perbatasan harus memiliki peluang yang sama dengan mereka yang berada di kota besar.
“Jangan sampai informasi hanya berhenti di papan pengumuman sekolah atau situs resmi. Sosialisasi harus menyentuh rumah-rumah warga, terutama yang tidak punya akses internet,” tegasnya.
Dengan anggaran mencapai Rp795 miliar, Ananda meminta agar Pemprov Kaltim memastikan program GratisPol tepat sasaran. Ia juga mendorong agar pemerintah daerah menggandeng tokoh masyarakat, relawan pendidikan, hingga kader desa untuk menyebarluaskan informasi program ini.
“Kalau anak-anak di desa tidak tahu program ini ada, bagaimana mereka bisa mendaftar? Pemerintah harus lebih aktif, bukan menunggu masyarakat bertanya,” katanya.
Menurut Ananda, pemerataan pendidikan bukan hanya tentang membangun sekolah, tapi juga tentang memastikan semua anak mengetahui dan bisa memanfaatkan hak pendidikannya.
“GratisPol seharusnya jadi alat untuk menyeimbangkan kesempatan belajar di seluruh Kalimantan Timur. Jadi bukan hanya mereka yang punya informasi yang bisa melangkah lebih jauh,” tutupnya. (Adv/Ina)