DIALOGIS.CO – Festival Kreatif Pemuda Ramadhan (FKPR) ke-2, yang diselenggarakan oleh Dispora Kutai Kartanegara (Kukar) pada 12–15 Maret 2025, menjadi ajang bagi para pemuda untuk menampilkan bakat mereka dalam berbagai bidang seni, termasuk lomba habsyi. Salah satu grup yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi ini adalah Asy Bian.
Perwakilan grup Asy Bian, Muhammad Alfi, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya setelah diumumkan sebagai pemenang.
“Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah SWT karena diberikan kesempatan dan ruang untuk tampil di sini. Apalagi, bisa meraih juara satu, ini pencapaian yang luar biasa bagi kami,” ujar Muhammad Alfi, pada Sabtu (15/3/2025).
Lebih dari sekadar kompetisi, Muhammad Alfi menilai bahwa FKPR memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai ajang untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, setiap tahun umat Islam memiliki berbagai cara untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Rasulullah, salah satunya melalui festival habsyi.
“Mudah-mudahan di tahun-tahun ke depan acara seperti ini semakin meriah lagi di kota kita tercinta. Kita semakin tahun semakin mencintai Nabi Muhammad, semakin membesarkan Nabi Muhammad, dan semakin memeriahkan syiar Islam. Ada yang membuka majelis, ada yang mengadakan acara seperti ini, dan ada yang menampilkan seni habsyi. Semua itu adalah bentuk kecintaan kepada Rasulullah,” ungkapnya.
Sebagai grup yang terdiri dari 13 anggota, Asy Bian berharap agar FKPR dapat terus berkembang dan menjadi lebih besar dari tahun ke tahun. Mereka menginginkan agar festival ini tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga menjangkau level dan peserta lebih luas.
“Kami sangat berterima kasih kepada Dispora Kukar yang telah mengadakan acara ini. Harapannya ke depan, FKPR bisa semakin berkembang, tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi bisa sampai ke tingkat lebih tinggi dan bertambah luas setiap tahunnya,” ujar Muhammad Alfi.
Sebagai bentuk dukungan, mereka juga berharap FKPR bisa menjadi agenda tahunan yang berkelanjutan hingga generasi mendatang, sehingga seni habsyi dan syiar Islam terus berkembang di Kutai Kartanegara.
“Mudah-mudahan acara ini terus berlanjut hingga Yaumil Qiyamah,” tutupnya. (Adv/fk)