DIALOGIS.CO – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam upaya pelestarian budaya lokal.
Melalui Dinas Pariwisata (Dispar), Kukar mendorong pengangkatan cerita rakyat legendaris Tuana Tuha menjadi sebuah film layar lebar yang diharapkan mampu memperkenalkan kekayaan budaya daerah ke khalayak lebih luas.
Film bertajuk Misteri Tuana Tuha ini digarap oleh Ahmad Zulfiansyah selaku produser. Dalam sambutannya pada kegiatan workshop film yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Rabu (25/6/2025), Ahmad menyampaikan bahwa proyek ini telah melalui proses riset panjang sejak setahun lalu.
“Cerita Tuana Tuha justru kami dapatkan dari luar kampung. Banyak warga aslinya bahkan belum mengenal legenda ini,” ujarnya.
Proses pencarian benang merah cerita menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya, banyak versi cerita yang berkembang sehingga memerlukan pemilahan yang cermat.
“Kami butuh waktu untuk menggali dan meramu naskahnya. Bahkan tiga minggu lalu kami ke Tuana Tuha dan merasakan langsung perbedaan suasana antara warga setempat dan kami sebagai pendatang,” tambahnya.
Uniknya, seluruh pemeran dalam film ini merupakan warga lokal dari Kukar, kecuali satu pemain dari Kutai Timur yang berperan sebagai dokter. Pemeran dipilih melalui proses casting terbuka, bahkan sampai ke sekolah-sekolah.
“Sayangnya, banyak yang belum siap. Kami akhirnya memilih mereka yang memenuhi kriteria,” jelasnya.
Ahmad juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal. Bahasa Kutai dengan beragam dialek turut dihadirkan dalam film untuk menampilkan identitas budaya daerah secara otentik.
“Kita ingin penonton merasakan nuansa asli Kukar,” katanya.
Dukungan penuh diberikan oleh Dispar Kukar. Sekretaris Dispar Kukar, Sugiarto, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal mengenalkan Kutai Kartanegara melalui media kreatif.
“Ini jendela baru untuk pariwisata kita. Tuana Tuha memiliki keunikan cerita yang tidak dimiliki wilayah lain,” ucapnya.
Sugiarto juga berharap film ini dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dan menjadi medium edukatif bagi masyarakat luar.
“Kalau bisa masuk ke bioskop nasional, itu akan menjadi pencapaian besar. Kami siap fasilitasi segala kebutuhan administrasi maupun pendampingan,” tambahnya.
Ke depan, Dispar melihat peluang ekonomi dan pengembangan industri kreatif melalui film lokal.
Ia menuturkan bahwa potensi perfilman di Kukar sangat besar, namun masih perlu dukungan sponsor dan pelatihan teknis bagi masyarakat yang berminat.
“Kami sangat mengapresiasi kerja tim film ini. Semangat para pemain luar biasa. Harapannya, film ini bisa mengangkat cerita budaya dan menjadi warisan yang menginspirasi generasi mendatang,” pungkas Sugiarto. (Adv/fk)