DIALOGIS.CO – Lembaga Survei Serchi Borneo Indonesia (SBI) telah melaksanakan Survei Perilaku Pemilih di Kutai Kartanegara (Kukar) menjelang Pilkada 2024 untuk kedua kalinya pada periode 25-27 Oktober 2024.
Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan calon Edi Damansyah-Rendi Solihin tetap menjadi kandidat terdepan untuk memenangkan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara 2024.
Survei ini melibatkan 280 responden berusia 17 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk memberikan suara. Dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling (MRS), survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sekitar 5 persen. Penelitian dilakukan di 28 kelurahan dan desa yang tersebar di 12 kecamatan.
Direktur Serchi Borneo Kukar, Martain, menjelaskan bahwa pada survei pertama yang dilakukan pada Agustus 2024, dukungan untuk Edi-Rendi mencapai 67 persen. Namun, dalam survei terbaru pada Oktober 2024, angka ini sedikit menurun menjadi 65 persen.
“Masyarakat Kukar tetap menunjukkan dukungannya kepada calon petahana,” ungkapnya.
Dukungan untuk pasangan Dendi-Alif tercatat sebesar 24,29 persen, sementara AYL-Zais mendapatkan 4,64 persen. Sisa 6,7 persen responden masih belum menentukan pilihan atau berada dalam keadaan ragu.
Jika Pilkada hanya diikuti oleh dua pasangan calon, Edi-Rendi akan meraih 66,43 persen suara, sementara Dendi-Alif memperoleh 24,64 persen.
Martain mencatat bahwa latar belakang pendidikan responden menunjukkan bahwa 62,86 persen berasal dari kalangan SLTA, 30,36 persen dari SLTP, dan 6,07 persen adalah sarjana.
Diperkirakan, tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November 2024 dapat mencapai 95 persen.
Namun, Martain mengungkapkan bahwa dua kecamatan, Anggana dan Tenggarong, menunjukkan penurunan suara untuk Edi-Rendi.
“Publik Anggana menilai Pak Edi Damansyah jarang turun ke daerah tersebut, sementara pemilih di Tenggarong cenderung lebih rasional,” jelasnya.
Dalam hal pengenalan sosok calon, Edi Damansyah dikenal oleh 75 persen responden, Rendi Solihin oleh 67,5 persen, Dendi Suryadi oleh 50 persen, Alif Turiadi oleh 26,79 persen, Awang Yakoub Luthman oleh 23,93 persen, dan Achmad Zais oleh 15,09 persen.
Martain juga mengungkapkan bahwa dukungan terhadap pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) di Kukar mengalami penurunan signifikan.
“Persentase dukungan mereka turun dari 44,6 persen menjadi 36,79 persen, mencerminkan berkurangnya kepercayaan masyarakat setelah debat kandidat pertama,” ungkapnya.
“Beberapa sikap pasangan Isran-Hadi selama debat, seperti gaya komunikasi dan penyerangan terhadap lawan secara personal, menjadi penyebab utama keraguan pemilih yang sebelumnya mendukung,” jelas Martain.
Sementara itu, pasangan Rudi Mas’ud-Seno Aji, yang diusung oleh koalisi KIM Plus, menunjukkan peningkatan dukungan mencapai 29,64 persen. Namun, 33,57 persen responden survei menyatakan masih ragu-ragu.
Hal ini membuka peluang bagi kandidat yang memiliki kekuatan figur dan modal ekonomi yang cukup untuk menggaet suara mengambang yang masih tinggi.
Martain menilai bahwa pemilih ragu-ragu ini dapat terpengaruh oleh kampanye kandidat dengan kekuatan figur dan finansial yang solid.
“Pemilih kita rata-rata memiliki pendidikan SLTA, sehingga figur dan finansial bisa cukup mempengaruhi,” ujarnya.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat memilih berdasarkan visi dan misi.
Meskipun isu kesukuan cukup kuat di beberapa wilayah, visi dan misi kandidat tetap menjadi faktor utama bagi para pemilih.
Martain menyarankan para kandidat untuk memperbanyak pemasangan baliho dan meningkatkan kehadiran di media sosial, karena kedua saluran ini menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat.
“Masyarakat kita banyak mendapatkan informasi pilkada serta mengenal paslon dari baliho dan media sosial,” tutup Martain. (Fk)
